Home Artikel Penyakit demam babi Afrika sudah Ada di Papua Pegunungan,Malhai Mabel: Masyarakat Tidak...

Penyakit demam babi Afrika sudah Ada di Papua Pegunungan,Malhai Mabel: Masyarakat Tidak Konsumsi Babi Dari Luar

76
0
Sekretis dinas perikanan,peternakan dan perkebunana bersama dokter hewan saat mengelar jumpa pers di Wamena (ft.aw)

Wamena – Meepagonews.com : Dina Pertanian Perikanan dan Peternakan Provinsi Papua Pegunungan mengumumkan adanya wabah demam babi Afrifa (  (African Swine Fever/ASF) di Provinsi Papua Pegunungan. Berdasarkan pemeriksaan sampel pada dua kabupaten Jayawijaya dan Yahukimo dinyatakan positif ASF.

Sekretaris Dina Pertanian Perikanan dan Peternakan Provinsi Papua Pegunungan Malhai Mabel mengatakan  sebanyak 6 kasus wabah demam babi Africa tersebut telah ditemukan di provinsi Papua Pegunungan.

“Ada di Jayawijaya itu positif, Yahukimo positif, itu sudah kami uji sampel dan uji lab menunjukan bahwa positif. Maka ini sebelum meluas perlu antisipasi, kalo sampe meluas ini sangat berbahaya bagi kami di Papua Pegunungan” katanya di Wamena, senin (23/12/2024).

Dikatakan, salah  satu cara untuk menekan penyebaran wabah tersebut adalah  tidak impor ternak babi maupun daging babi dari luar, sehingga pemerintah sudah mulai lakukan upaya tersebut, dimana sejak dua minggu lalu pihaknya telah berkoordinasi dengan aviasi cargo agar tidak angkut ternak babi maupun daging ke Wamena.

“Bapak kepala dinas sudah lakukan pertemuan  dengan penerbangan di sentani bahwa untuk sementara waktu, diharapkan tidak boleh mengirim ternak – ternak yang dari daerah-daerah terjangkit ini, termasuk dokter hewan sendiri ikut ke sana” kata Mabel sembari mengatakan di bulan januari nanti akan ada surat edaran dari pemprov Papua Pegunungan.

Selain itu, antisipasi lain yang perlu dilakukan adalah mengutamakan ternak local di Papua Pegunungan untuk berbagai kebutuhan, sebab virus ASF ini cukup berbahaya dan bisa menyebabkan seluruh ternak yang dimiliki masyarakat tidak bisa selemat.

“Maka kami himbau untuk masyarakat di 8 Kabupaten bagi kelompok peternak maupun kelompok usaha agar tidak mengirimkan ternak babi hidup maupun daging dari luar, kita utamakan ternak local yang ada di daerah ini,” imbunya.

Sementara itu, drh. Ribka Elopere mengatakan, demam babi afrika merupakan virus baru, namun sudah terdeteksi positif di Papua Pegunungan. Meski baru 2 kabupaten yang sampelnya positif tapi sesungguhnya virus ini sudah menyebar luas, hanya saja karena keterbatasan  sehingga belum terdeteksi dan terdata baik.

“Sehingga di bulan oktober untuk menjawab pertanyaan masyarakat saya lakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan di  Jayapura dan disitu kami dapatkan Jawaban bahwa di Kabupaten Jayawijaya positif ada ASF,” Ungkapnya.

Menurutnya, wabah ASF ini bisa menyerang ke seluruh jenis babi, baik ternak babi lolak maupun ras babi apapun bisa terserang ASF, sehingga punya potensi yang besar untuk penyebaran di Papua Pegunungan.

“ASF ini tidak ada pengobatan, tidak ada vaksin, kami akan sangat rugi di sini. Ketika babi kena ASF tidak ada peluang kesembuhan otomatis babi akan mati, dia serang babi ratusan ekor babi sekali kena bisa semua mati, namun di sini kita belum ketemu akarena kurangnya ada laporan,” jelas Elopere.

“Untuk gejalah klinis babi ditemukan demam tinggi, ada diare, virus ini dia serang pembulu darah sehingga ada kemerahan di kulit, kemudian ada keluar darah dari hidung, mulut dan juga dari kemaluan,”pungkasnya. (Red).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here